top of page

Menentukan Kadar Seberapa “Besar” Diri Kita

  • Writer: Friends Du Jour
    Friends Du Jour
  • Sep 20, 2016
  • 3 min read

Sumber gambar : http://www.dynamicbusiness.com.au/

Pernahkah kalian bertanya-tanya sudah seberapa besar dan hebat diri kalian? Atau mungkin kalian pernah berpikir apakah kalian sudah berada pada satu titik kesuksesan? Tulisan ini memuat 2 kelompok orang-orang berdasarkan bagaimana cara mereka memaknai seberapa hebat diri masing-masing. Semuanya berasal dari hasil pengamatan terhadap orang-orang di sekeliling penulis.


Kelompok pertama adalah orang-orang yang merasa dirinya hebat dan sukses ketika ia berhasil mencapai tujuan hidupnya. Cara untuk menemukan jawaban apakah orang-orang ini adalah orang yang sukses, kita hanya perlu bertanya kepada orang yang bersangkutan. Ia adalah pemegang kuasa tertinggi yang mampu menjawab apakah ia sudah "besar" atau belum. Kelompok kedua adalah orang-orang yang memilih untuk menemukan makna kesuksesan dari dua pihak, diri sendiri dan orang lain. Bagaimana cara menentukan apakah orang-orang pada golongan ini sudah merasa sukses, jawabannya akan dibahas lebih lanjut di paragraf berikutnya.

Apabila kalian termasuk kelompok orang-orang kedua, mungkin artikel ini dapat membantu kalian untuk menentukan kadar seberapa hebat dan sukses diri kalian. Orang-orang di kelompok kedua adalah mereka yang yakin dan tahu kapan menentukan diri mereka hebat dan sukses akan tetapi di saat yang bersamaan, mereka juga mempertimbangkan peran orang lain untuk membuktikan apakah sudah menjadi “orang besar” atau belum. Orang-orang di kelompok ini biasanya tidak hanya menjadikan terwujudnya impian yang akan mereka capai sebagai indikator kesuksesan, tetapi juga seberapa besar pengaruh mereka dalam hidup orang lain hingga dapat disebut sebagai “orang besar”.


Agar kita dapat menentukan kadar apakah kita adalah “orang besar” berdasarkan sudut pandang orang lain, ada beberapa poin yang harus diperhatikan. Poin-poin ini adalah kebiasaan dari dalam diri kita yang sebaiknya mulai kita hilangkan apabila kita ingin memberikan pengaruh positif dan menginspirasi hidup orang lain. Ada banyak hal yang membuat seseorang cenderung menganggap orang lain belum layak menjadi orang yang besar. Tulisan ini akan memberikan tiga contoh yang mungkin dapat dijadikan sebagai indikator.

1. Masih Mudah Menilai Orang Lain

Sumber gambar : http://inyminy.com/

Kita mungkin pernah merasa bahwa kemampuan kita lebih baik dari orang lain. Kita merasa bahwa kita lebih pantas untuk menangani sesuatu. Sulit untuk dianggap sebagai “orang besar” apabila kita masih terbiasa meremehkan kemampuan orang lain padahal kita belum pernah berada dalam situasi yang dihadapi oleh orang yang kita remehkan. Ini hanya membuat kita bagai katak dalam tempurung. Jika kita masih mudah menilai orang lain berarti kita belum pantas untuk disebut sebagai “orang besar” karena kita masih belum jauh berjalan dalam hidup. Perjalanan kita masih belum mengharuskan kita untuk bergonta-ganti banyak alas kaki dan merasakan sulitnya berjalan dengan alas kaki orang lain. Orang yang hebat adalah mereka yang semakin banyak pengalamannya menjadi semakin bijak.


2. Membutuhkan Pengakuan, Bukan Membiarkan Orang Lain Mengakui

Sumber gambar : https://uploads.disquscdn.com

Kita tentu ingin dipuji dan disanjung oleh orang lain untuk sesuatu yang kita kerjakan. Akan tetapi, apabila kita menginginkannya dengan sengaja, kita mungkin masih belum pantas untuk disebut sebagai “orang besar” karena kita bekerja untuk mengejar pengakuan hebat dari orang lain, bukan untuk berusaha agar mampu berbagi kemanfaatan bagi orang lain. “Bekerjalah hingga kamu tidak perlu lagi memperkenalkan dirimu”, orang yang besar akan langsung terlihat. Cincin emas yang kecil sekali pun akan dengan mudah menarik perhatian meski berada di genangan lumpur. Orang yang hebat tidak membutuhkan pengakuan, mereka membiarkan orang lain mengakui kehebatan mereka.

3. Masih Belum Dapat Berkomitmen

Sumber gambar : https://reputationrefinery.com

Mengemban kepercayaan dari orang lain adalah salah satu hal yang sangat sulit. Terkadang kita lupa bahwa hal-hal kecil sekali pun juga membutuhkan komitmen yang besar. Sebagai mahasiswa yang kerap mengikuti kegiatan organisasi, contoh yang paling sering saya temukan adalah dalam proses perekrutan anggota baru organisasi. Mahasiswa biasanya diminta untuk memberi pernyataan apakah ia dapat menghadiri wawancara di tanggal yang telah ditentukan. Sering kali mahasiswa telah mengonfirmasi bahwa mereka dapat hadir, akan tetapi pada hari H mereka mengabarkan batal hadir dengan berbagai alasan. Terlepas dari benar atau tidaknya alasan tersebut, untuk menjadi orang hebat kita harus mampu mempertimbangkan segala kemungkinan sebaik mungkin ketika kita berkomitmen pada satu hal yang melibatkan orang lain. “Anyone who doesn't take truth seriously in small matters cannot be trusted in large ones either.” Begitulah kata Albert Einstein.

Comments


ARTIKEL TERBARU

ARTIKEL PILIHAN

KATEGORI

Komentar

bottom of page