top of page

Berilah Tip Seolah Kita yang Diberikan

  • Writer: Friends Du Jour
    Friends Du Jour
  • Sep 14, 2016
  • 2 min read

Sumber gambar : Getty Images

Pernahkah kamu memberikan tip pada seseorang?


Apa dasarmu memberikan uang lebih pada orang tersebut?


Baik untuk kita ketahui, ada cukup banyak orang yang hidup dari tip: pelayan, loper koran, valet, pengemudi taksi, bellboy, babysitter, tukang cukur, tukang semir sepatu, tukang tambal ban, tukang ojek, hingga agen asuransi. Orang-orang ini kerap kali bergantung pada kebaikan lebih para pelanggan atau pengguna jasanya. Tak jarang, beberapa dari kita suka tidak memberikan tip karena berpikir mereka memang sudah dibayar untuk melakukan itu. Tidak apa-apa jika berpendapat seperti ini, namun biarkan saya memberikan sudut pandang yang berbeda tentang hal ini.


Bayangkan kamu adalah anak dari keluarga yang tidak mampu. Untuk meringankan beban orang tua, kamu terpaksa bekerja sambilan di sebuah swalayan yang ramai. Setelah bersusah payah mengangkut stok barang yang berat ke gudang, merapikan tumpukan kaleng makanan yang berhamburan, mengangkut lusinan galon air minum ke lantai atas, membersihkan halaman yang luas, dan menangani pelanggan yang marah, kamu diberikan atasan uang yang tidak sepadan dengan alasan “kamu baru bekerja selama dua jam”. Bagaimanakah perasaanmu?

Cerita lainnya, kamu memutuskan untuk menjadi babysitter harian demi membiayai uang kuliah dan mencukupi kebutuhan hidupmu. Baru hari pertama bekerja, kamu dihadapkan pada seorang balita yang sangat rewel, nakal, dan suka menangis. Dalam sehari, kamu harus mengganti celananya berkali-kali, membuatkan susu dan makanan untuknya, membersihkan pakaiannya, menemaninya bermain, memandikannya, membereskan rumah, mencegahnya mengotori ranjang, mengejarnya berlari hingga dapat, dan masih banyak lagi. Di akhir hari kerja, kamu tetap diberikan upah standar minimum babysitter harian sebagaimana mestinya. Bagaimanakah perasaanmu?


Sumber gambar : Getty Images

Apakah “gaji” masih terasa sudah sangat cukup bagi orang-orang seperti mereka? Sebagian besar harga menu makanan yang kamu pesan di restoran belum mencakup gaji para pelayan yang melayanimu di tempat duduk. Oleh karena itu, merupakan suatu kebaikan jika kita mau memberikan mereka tip yang pantas, terutama jika mereka memberikan pelayanan yang baik selama bekerja. Bahkan dalam dunia korporat, para pekerja kerah putih memiliki sistem tip mereka sendiri. Ketika mereka melakukan penjualan atau performa yang melebihi target yang ditetapkan, mereka mendapatkan tip berupa bonus. Tidak jarang besarnya bonus jauh lebih besar daripada gaji pokok yang diterima. Bayangkan jika kita masih menganut pemikiran “tip tidak diperlukan karena memang sudah bagian dari pekerjaan”. Bagaimana rasanya ketika kita berada di posisi mereka yang pantas diberikan tip? Pantaskah kita mendapatkan penghargaan lebih atas usaha lebih yang kita keluarkan?

Setiap kali pulang ke Bekasi dari kosan saya di Blok M pada akhir pekan, saya selalu menaiki bis AC05 bersama dua orang sahabat saya. Pada saat itu, selalu ada pemusik jalanan yang bernyanyi sambil bermain gitar selama separuh perjalanan. Terkadang saya mendengarkan pemusik yang bernyanyi dengan suara yang nyaring, bahkan beberapa dari mereka menyanyikan lagu barat dengan bahasa Inggris yang menurut saya sangat bagus. Pada saat itu, saya selalu tidak segan memberikan mereka tip hingga lima digit rupiah ketika saya hanya memiliki dua kali jumlah itu di dompet. Mereka pantas mendapatkannya. Mereka memberikan lebih ketika tidak ada seorang pun yang meminta. Pemusik sebelumnya boleh jadi bernyanyi secara asal-asalan dan mendapatkan upah yang sama dari para penumpang. Akan tetapi, sebagai individu yang berpikir, saya sangat menghargai usaha lebih dari orang-orang yang berdedikasi dan tidak segan memberikan tip yang lebih juga untuk mereka yang tampil memukau.


Terlepas dari segala opini dan sudut pandang, ada yang salah dengan menjadi orang baik? Hidup lebih dari sekadar hitung-hitungan ekonomis, yakni menciptakan kebaikan-kebaikan kecil di setiap sendinya.

Comments


ARTIKEL TERBARU

ARTIKEL PILIHAN

KATEGORI

Komentar

bottom of page